Liputan6.com, California: Pil biru alias
Viagra dikenal
bisa mengatasi masalah seksual pada pria. Namun kini peneliti menemukan
saingan
viagra original yakni hormon berpelukan.
Oksitosin, hormon berpelukan, secara dramatis dapat meningkatkan kinerja
seksual pria. Dan hormon berpelukan memberikan hasil yang setara dengan
viagra.
Hal tersebut berdasarkan temuan para peneliti sebagaimana dilansir
Dailymail, Senin (9/4).
Salah satu ilmuwan di balik penemuan dan pengembangan
Viagra Pfizer sangat
terkesan dengan hasil hormon berpelukan itu. Ia menggambarkan pengobatan
dengan oksitosin memiliki potensi blockbuster alias obat yang sangat
laris.
Oksitosin adalah hormon yang dibuat secara alami dalam tubuh, baik pada
pria dan wanita, dan hormon ini berpengaruh dengan seks, ketertarikan
seksual, kepercayaan, dan keyakinan.
Dosis tambahan dari 'hormon berpelukan' dilepaskan ke dalam darah ibu
selama persalinan, dan memicu produksi ASI sertamembanjiri otak selama
menyusui, yang membantu ibu dan bayi berikatan kuat.
Dan baru-baru ini telah ditunjukkan hasilnya bahwa pria bisa menjadi
lebih sensitif dan berperasaan, tapi dampaknya pada fisik pria belum
diketahui sampai sekarang.
Para peneliti di California menerbitkan sebuah makalah tentang efek
hormon, setelah memberikannya kepada seorang ayah beranak tiga yang
menderita
attention deficit disorder dan mengalami kesulitan
dalam menjaga hubungan sosial. Hubungannya dengan istrinya juga dalam
kesulitan, dan obat-obatan konvensional tidak cocok atau memiliki efek
samping yang tidak diinginkan.
Menurut laporan
Journal of Sexual Medicine, penyemprotan hormon
ke hidungnya sebanyak dua kali sehari sedikit membantu fobia sosialnya,
tetapi memberikan keajaiban untuk kehidupan cintanya.
Libidonya yang sudah'sangat lemah' menjadi 'agak kuat', gairah
seksualnya dari 'agak sulit' menjadi 'agak mudah' dan lebih mudah
beraksi dan lebih memuaskan.
Semprotan itu juga menghasilkan manfaat emosional. Pria itu mengatakan
ia merasa menjadi orang yang penuh kasih sayang terhadap istrinya,
sementara dia mengatakan dia ingin lebih dekat dengannya dan lebih
taktil. Efek positif dari hormon itu bisa lenyap jika ia berhenti
menggunakan semprotan.
Tapi dampak itu tidak diterima semua orang. Pria yang diidentifikasi Mr
B, juga menggunakan pelukan agar bekerja dengan pasangannya. Namun,
orang itu tidak mengalami efek samping lain, meskipun menggunakan
semprotan oksitosin dua kali sehari selama beberapa bulan.
Peneliti University of California mengatakan hasil yang ditunjukkan
dari hormon berpelukan itu sama dengan orang-orang yang menggunakan
Viagra.
"Temuan ini mendukung uji langsung yang menggunakan oksitosin untuk
mengobati masalah vital dari fungsi manusia, terutama dalam konteks
hubungan cinta."
Mike Wyllie, salah satu tim ilmuwan yang menemukan dan mengembangkan
Viagra 100mg mengatakan bahwa obat yang didasarkan pada oksitosin bisa
memiliki 'potensi blockbuster'. Namun, ia memperingatkan bahwa pengawas
obat untuk berhati-hati menyetujui sebuah obat yang memiliki emosional
serta efek fisik.(MEL)